Magelang, 27 Mei 2024 — Desa Butuh, yang terselip apik di lereng Kaliangkrik, Magelang, tak lagi hanya dikenal sebagai "Nepal Van Java"—destinasi yang memukau dengan lanskap pegunungan yang serupa dengan Himalaya. Kini, Butuh bertekad mengubah pesona alamnya yang strategis menjadi kekuatan pariwisata yang berkelanjutan melalui investasi krusial: Sertifikasi Kompetensi SDM.
Masyarakat Butuh menyadari bahwa daya pikat visual saja tidaklah cukup. Untuk bertransformasi menjadi destinasi nasional—bahkan internasional—mereka harus memiliki guide dan pengelola yang memiliki standar profesional global.
Merajut Kolaborasi Lokal dan Standar BNSP
Inisiatif ini dipelopori oleh Sigit Ismaryanto, penggiat pariwisata dan pemilik Nestra Kafe, bekerja sama dengan Pemerintah Desa, Nestra Academy, dan LSP Pariwisata Insan Kreatif. Program ini sengaja dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan pengakuan keahlian kerja resmi bagi para pelaku pariwisata.
"Nepal Van Java harus bisa menjadi destinasi nasional. Karena itu kami undang setiap Desa mengirimkan 2 utusan untuk mengikuti pelatihan dan sertifikasi kompetensi," tegas Sigit.
Ia menekankan bahwa mengandalkan keindahan alam tanpa SDM yang terampil adalah kesia-siaan. "Kami perlu mempersiapkan masyarakat agar memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk mengelola potensi yang ada dan menciptakan peluang ekonomi baru," tambahnya.
Kebutuhan mendesak saat ini berpusat pada sertifikasi di bidang Kepemanduan dan Pemimpin Perjalanan Wisata—sejalan dengan ambisi Butuh sebagai tujuan wisata premium.
Antusiasme Meluap, Kuota Ditembus
Respons dari masyarakat lokal sungguh luar biasa. Bagus Y Dakar, Manajer Administrasi LSP Pariwisata Insan Kreatif, melaporkan bahwa pendaftar membludak.
"Sangat antusias. Warga Desa Butuh dan desa sekitarnya. Bahkan link pendaftaran yang disebar masih terus masuk laporannya. Padahal kami hanya sediakan untuk 20 peserta (asesi)," jelas Bagus.
Meskipun kuota terbatas dari Program PSKK BNSP (Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja) tahun 2024 hanya untuk 20 peserta, LSP PIK tetap mengakomodir kelebihan pendaftar, menunjukkan komitmen mereka untuk mendorong mutu SDM di luar epicentrum pariwisata utama.
Membangun Cetak Biru Berkelanjutan
Partisipasi aktif ini mencerminkan kesadaran kolektif untuk maju. Dr. Eka Yuli Astuti, MA, selaku fasilitator pelatihan, mengingatkan bahwa membangun SDM kompeten tidak dapat dilakukan secara instan.
"Penting disadari membangun SDM yang kompeten tidak dapat dilakukan secara instan. Butuh kesinambungan. Bahkan jika perlu ada semacam cetak biru pengembangan SDM di Nepal Van Java," pesannya.
Dengan strategi pelatihan dan sertifikasi ini, Desa Butuh membuktikan bahwa mereka tidak hanya menjual pemandangan yang indah, tetapi juga menjual profesionalisme dan kesiapan masyarakat yang berdaya saing. Nepal Van Java pun kini berdiri sebagai model desa yang menempatkan mutu manusia di atas aset alam.